Loading...
Skip to Content

Meta Perkenalkan MEG AI Bisa Baca Isi Otak Manusia!

Meta Perkenalkan MEG AI Bisa Baca Isi Otak Manusia!

MEG AI Mampu Mereplika Gambar yang diterima oleh otak

News - Nov, 13 2023

Meta perusahaan teknologi raksasa yang terkenal dengan platform jejaring sosialnya, baru - baru ini mengambil langkah besar yang sangat akan berpengaruh dalam eksplorasi teknologi terkini. Mereka baru saja mengumumkan pengembangan sistem AI yang mampu menerjemahkan aktivitas otak manusia menjadi suatu visual. Pendekatan revolusioner ini melibatkan gabungan metode pemindaian otak non-invasif yang dikenal dengan sebutan magnetoencephalography (MEG) dan sistem kecerdasan buatan (AI).

Sistem inovatif ini dirancang untuk dapat mendekode aktivitas otak secara real-time dan merekonstruksikan kedalam bentuk visual yang ditangkap oleh otak.  Dengan kata lain, MEG AI dapat membaca apa yang sedang dipikirkan otak kita. Teknologi ini dinilai akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana otak memvisualisasikan gambar yang dilihat manusia. Diharapkan, hasil temuan ini ke depan-nya akan dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti medis dan berbagai kegiatan manusia lainnya.

 

 

Langkah besar yanhg diambil oleh Meta ini bukan tanpa landasan yang pasti, mengingat Meta sebelumnya telah melakukan pekerjaan yang signifikan dalam menguraikan berbagai elemen, termasuk huruf, kata, dan spektogram audio dari rekaman intrakranial yang kemudian menjadi suatu hal yang berarti dalam membantu kehidupan manusia.

Namun, inovasi terbaru mereka, yang baru saja diungkap melalui postingan di akun Meta di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), telah menjadi sorotan belakangan ini.

Postingan tersebut memperlihatkan kemampuan luar bias AI dalam melakukan penerjemahan otak secara real-time. Demonstrasi ini mengilustrasikan bagaimana AI mampu mengartikan data pemindaian otak yang dihasilkan oleh MEG dengan waktu yang sangat singkat.

Meta mengungkap, sistem ini dilatih menggunakan dataset yang dirilis Things, sebuah konsorsium peneliti internasional yang membagikan berbagai data eksperimental. Perlu dicatat, MEG bukanlah nama dari Artificial Intelegent itu sendri. MEG merupakan teknik perekaman aktivitas otak manusia saat melihat suatu gambar. MEG bekerja dengan mendeteksi medan magnetik yang terjadi di otak saat kita melihat atau membayangkan suatu hal tertentu.

Dalam eksperimennya ini, Meta menggabungkan teknik ini dengan kekuatan AI untuk kinerja yang jauh lebih efisien dan sangat begitu membantu. Sistem AI yang dibuat Meta ini terdiri dari 3 bagian yaitu, image encoderbrain encoder dan image decoder. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi masing-masing untuk akhirnya menghasilkan replika gambar dari otak.

Fungsi antara ketiganya memang berbeda satu sama lain namun ketiganya saling berkorelasi satu sama lain, fungsi antara ketiganya antara lain sebagai berikut : 

  1. Image Encoder
    Berfungsi sebagai alat untuk mengubah gambar yang dilihat manusia yang kemudian diubah menjadi representsi data yang akhirnya dapat dipahami oleh sistem komputer.
     
  2. Brain Encoder
    Berfungsi untuk mengubah rekaman aktivitas yag dilakukan oleh otak yang kemudian sama dengan image encoder yakni, dengan mengubbah rekaman aktivitas tersebut menjadi ata yang dapt dipahami oleh sistem komputer.
     
  3. Image Decoder
    Pada tahap ini memiliki tahap yang cukup penting karena pada image decoder adalah saat dimana menyinkronkan kedua data sebelumnya  yang kemudian beralih pada proses memvisualisasikan kembali gambar yang sebelumnya telah ditangkap oleh otak.

 

Seberapa Penting Penemuan

MEG AI ?!

Penemuan AI MEG (Magnetic Encephalography), dikenal juga  sebagai penerapan kecerdasan buatan dalam penggunaan data MEG, dapat menjadi langkah maju yang sangat penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penemuan MEG AI dapat dianggap penting :

  1. Diagnosis dan penelitian neuropsikologis :
    MEG AI dapat membantu mendiagnosis dan mempelajari berbagai gangguan neuropsikiatri seperti epilepsi, autisme, skizofrenia, dan penyakit Alzheimer.

    Dengan menganalisis data MEG menggunakan kecerdasan buatan,  pola aktivitas otak yang mencerminkan gangguan ini dapat diidentifikasi dengan lebih akurat dan cepat.
     
  2. Memahami aktivitas otak : 
    MEG AI dapat membantu ilmuwan dan peneliti  lebih memahami kompleksitas aktivitas otak manusia.
    Dengan mengolah data MEG, data tersebut dapat memberikan wawasan tentang bagaimana otak berfungsi dalam berbagai situasi, seperti saat memecahkan masalah, berpikir kreatif, atau berinteraksi sosial.
     
  3. Pengembangan terapi dan pengobatan : 
    Penggunaan MEG AI  memungkinkan pengembangan terapi dan pengobatan yang lebih canggih untuk gangguan neuropsikiatri. Misalnya, optimalisasi pengobatan didasarkan pada pemahaman yang lebih baik tentang aktivitas otak pasien.

Temuan Meta ini dinilai sebagai lompatan dalam bidang neurosains dan kecerdasan buatan. MEG AI dapat membantu manusia untuk lebih memahami bagaimana otak bekerja, terutama dalam memproses masukan visual. Di bidang komputasi, sistem AI ini akan membuka cara baru bagaimana manusia dan komputer dapat berinteraksi.

Hasil temuan ini juga dapat memberi manfaat bagi para difabel yang mengalami gangguan motorik atau verbal.Inovasi dalam interaksi antar komputer dan manusia dapat digunakan untuk mengembangkan alat bantu bergerak dan komunikasi bagi para difabel. Selain itu, sistem ini  juga dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis gangguan saraf berkat kemampuannya memantau aktivitas otak secara real time.

Oleh karena itu, penemuan MEG AI berpotensi mengubah paradigma  diagnosis, penelitian dan pengobatan gangguan neuropsikiatri, serta berkontribusi besar terhadap pengembangan kecerdasan buatan dan wawasan lebih banyak tentang otak manusia.

Ini adalah langkah penting dalam memanfaatkan teknologi untuk lebih memahami dan menangani otak manusia.

 

 

Tags: Artificial Intelegent, Teknologi