Loading...
Skip to Content

Microsoft Ungkap Kabar Positif AI Tak Ambil Alih Pekerjaan Manusia

Microsoft Ungkap Kabar Positif AI Tak Ambil Alih Pekerjaan Manusia

Kabar positif yang menghilangkan kecemasan!

News - Nov, 15 2023

Adopsi kecerdasan buatan  (AI) di Indonesia masih minim.Berdasarkan riset terbaru yang dilakukan Microsoft bekerja sama dengan lembaga riset IDC, hanya 14% perusahaan Indonesia yang sepenuhnya menerapkan AI. Menurut  Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee, salah satu kendalanya adalah persepsi negatif bahwa AI akan mengancam pekerjaan manusia di masa depan.

Namun menurut survei yang dilakukan, hipotesis tersebut tidak benar. Faktanya, para pemimpin bisnis dan karyawan sama-sama percaya bahwa AI dapat memperkaya semua jenis pekerjaan, bukan  mengurangi atau menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. 53% karyawan yang disurvei mengakui bahwa AI membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik, sementara 37% pemimpin bisnis juga berpendapat serupa.

 

Sebab itulah, menurutnya dibutuhkan keterampilan yang hanya bisa dilakukan manusia seperti keberanian mengambil inisiatif serta kerjasama tim. 

Menurut Haris, AI berpeluang mencipatakan lahan pekerjaan baru yang saat ini belum tersedia. Adanya pekerjaan-pekerjaan baru ini juga harus diimbangi dengan transformasi keterampilan yang dibutuhkan, baik soft skill maupun keterampilan teknologi. 

Teknologi ini mampu menganalisis dan memproses banyak data dengan cepat, mengidentifikasi pola kompleks, dan memberikan informasi penting untuk pengambilan keputusan. Di sektor-sektor seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan keuangan, AI telah membantu meningkatkan efisiensi dan keakuratan diagnosis, membuat rekomendasi yang lebih baik, dan mengidentifikasi potensi penipuan atau ancaman keamanan yang tersembunyi. Manusia dapat menggunakan hasil analisis AI sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan efektif.

 

AI juga telah mengubah paradigma di banyak profesi yang berbeda. Misalnya, dalam  pemasaran, AI telah mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan. Melalui analisis data yang canggih, AI dapat menentukan preferensi dan mengkalkulasi perilaku pelanggan dengan lebih akurat, yang pada alhirnya dapat membantu bisnis mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. AI juga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi manusia dengan memberikan inspirasi dan rekomendasi berdasarkan analisis data yang jauh lebih mendalam.

 

Selain itu, AI juga dapat membantu membebaskan manusia dari tugas-tugas monoton dan membosankan. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas  mekanis,  manusia dapat fokus pada tugas-tugas yang memerlukan keterampilan uniknya, seperti pemecahan masalah yang kompleks, kreativitas, dan interaksi sosial. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kualitas hidup pekerja.

 

 

Meskipun hadirnya AI membawakan dampak positif pada kehidupan manusia, Kecerdasan buatan (AI) menghadirkan tantangan baru bagi dunia kerja di  Indonesia, dengan tingkat pendapatan dan jam kerja yang bervariasi.  AI akan berdampak pada 17 sektor bisnis di Indonesia. Diperkirakan pekerjaan  26,7 juta orang dapat ditingkatkan atau diefisienkan dengan teknologi AI. Jumlah ini setara dengan 22,1% dari total angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2021.

Pekerjaan di setiap industri memiliki tingkat efektivitas AI yang berbeda-beda. Dampak terbesar akan terjadi pada sektor media (58,1%). Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan paling sedikit terkena dampak (1,3%). 

Data diatas memperlihatkan bagaimana peran AI dalam memberikan suatu ancaman baru pada kita manusia khusunya pada sektor lapangan pekerjaan karena dengan adanya AI ini banyak lapangan pekerjaan yang akhirnya diganti oleh AI, yang meningkatkannya kesulitan mendapatkan suatu pekerjaan.

 

Meskipun begitu, bukan berarti AI akan menggantikan segala pekerjaan manusia, melainkan AI akan berdampak luas akan sangat membantu pekerjaan manusia dan tidak bisa dipungkiri nantinya AI akan selalu berdampingan dalam kehidupan sehari - hari manusia. Seperti apa yang dikatakan oleh Dharma Simorangkir selaku Presiden Direktur Microsoft Indonesia yang mengatkan “AI mengubah fokus dalam sebuah pekerjaan, enggak mengambil alih pekerjaan.”

Menurutnya, AI  sudah ada sejak lama. Namun teknologi ini semakin mendunia karena memiliki kemampuan yang menyaingi manusia (human parity) dalam beberapa aspek. Misalnya, ChatGPT dapat menjawab pertanyaan dengan jawaban yang masuk akal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. 

Misalnya saja laporan Goldman Sachs yang berjudul The Huge Potensial Impacts of Artificial Intelligence on Economic Growth. "Memakai data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan dua pertiga pekerjaan saat ini akan terekspos oleh automatisasi dan AI generatif bisa menggantikan seperempat pekerjaan yang ada saat ini," menurut keterangan resmi lembaga tersebut.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa AI masih dapat meningkatkan produktivitas global selama dekade berikutnya. Dharma melanjutkan, "Namun, AI hanya dapat bekerja dengan data yang disediakan oleh manusia dan dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan manusia.

"Studi bertajuk “The Economic Impact of Innovative AI: The Future of Work in Indonesia” yang diterbitkan oleh Access Partnership bekerja sama dengan ELSAM dan didukung oleh Microsoft, menunjukkan potensi yang menjanjikan. Sementara itu, penggunaan AI yang inovatif untuk melengkapi aktivitas kerja dapat membantu meningkatkan kapasitas produktif hingga $243,5 miliar di seluruh perekonomian Indonesia, atau 18% dari total produk dalam negeri (PDB) Republik Indonesia pada tahun 2022.

Dengan begitu AI tidak semerta - merta dapat berfungsi dengan sendirinya yang mana AI itu sendiri membutuhkan suatu data yang mana data tersebut awlanya didapatkan melalui manusia. Jadi kita semua harus tetap optimis bahwa kehadiran AI tidak semata - mata akan menggantikan semua pekerjaan manusia melainkan, dengan adanya AI ini akan membantu manusia dalam megerjakan berbgau hal dan juga akan membuka peluang kerja baru bagi manusia.

Jadi kita memang diharuskan menerima AI sebagai suatu teknologi yang kini berdampingan dan membantu pekerjaan kita namun dengan tetap menggunakan AI dengan bijak dan tanamkan pada diri kita untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan berbagai kemajuan yang ada.

Tags: Artificial Intelegent, Teknologi, Pekerjaan, Manusia